SUDAH SEMESTINYA kita memahami masa depan sebuah bangsa ditentukan oleh praktik pendidikan hari ini. Bagaimana generasi saat ini dididik merupakan cerminan generasi di masa yang akan datang. Disinilah titik tolak dimana guru memegang peranan penting. Tak berlebihan jika dikatakan hidup matinya bangsa ada di tangan para guru. Akan tetapi apa yang dibangun dalam pendidikan kita justru mendiskreditkan guru, semenjak dalam penyiapan calon guru maupun ketika telah menjadi guru.
Salah satu faktor yang menciptakan kondisi ini adalah kekeliruan persepsi dan pemahaman penyelenggara pendidikan kita mengenai cara membangun sistem pendidikan yang baik. Segala sesuatu perihal pendidikan disikapi dengan pendekatan top down, bukannya bottom up, sehingga sering terjadi disparitas antara kebijakan dengan realitas persoalan pendidikan. Ini pula yang menjadi sebab mengapa guru-guru tak pernah dilibatkan penuh dalam kebijakan pendidikan semisal dalam pembuatan kurikulum. Padahal, guru lah yang tahu benar bagaimana kondisi pendidikan kita, proses belajar di kelas, dan apa persoalannya.
Apa yang terjadi saat ini adalah menyederhanakan persoalan pendidikan dengan menganti kurikulum yang justru merupakan kekeliruan fatal. Ditambah tanpa adanya dasar pedagogis yang jelas maupun evaluasi terhadap kurikulum yang ada (KTSP). Sebab bagaimanapun kurikulum hanyalah sebuah instrumen, kualitas pendidikan itu sendiri nyatanya tetap bergantung bagaimana guru mendidik di kelas. Artinya sebaik apapun kurikulum dibuat, apabila guru tak mampu menafsirkan isi kurikulum dalam pembelajaran dan mendidik dengan baik, akan menjadi percuma.