: untuk Hanif
Ia
duduk di atas kursi dan menggeleng-gelengkan kepala
berulang kali
Ia
bersungut-sungut menolak gerak sehingga berdiam rasa
berlarut-larut tiada henti
Ia
merajuk dengan mata muslihat yang berkedip-kedip di sela
basah air mata, tulang-tulang beku, tubuh yang mengapur
penuh bahasa
berupa-rupa, berpura-pura
Ia
bertahan memendam kata: “aku tak suka buku dan pena”
baginya ibu tak mengerti
Ia
selalu iri pada lumut hijau di kali
Rawamangun,
Februari 2014