6 Desember 2013

Mahasiswa untuk Perubahan

Menjadi mahasiswa merupakan sebuah identitas sekaligus situasi yang seharusnya tidak semata seorang lihat dalam cara pandang akademik. Melihat mahasiswa sebatas sebagai tindak lanjut dalam strata pendidikan. Hanya terkait dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang seorang pilih serta profesi yang nantinya ingin seseorang geluti.

Akan tetapi menjadi mahasiswa juga harus seorang pahami secara politis. Perspektif sosiologi memandang menjadi mahasiswa adalah upaya untuk mempertahankan kelas (status quo). Karena bagi seseorang yang berasal dari keluarga kelas menengah, yang memiliki kapital atau modal ekonomi, menjadi mahasiswa sebagai jalan mempertahankan kelas sosial orang tua dan keluarganya.

Implikasinya pendidikan justru tidak menjadi mobilisasi sosial tapi mempertahankan siklus kemalangan masyarakat kelas bawah. Pendidikan menjadi penciptaan ulang dominasi sosial yang telah ada sebelumnya. Situasi yang diskriminatif dalam pendidikan tersebut yang menyebabkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.

Dalam dikotomi permasalahan sosial tersebut, peran mahasiwa menjadi penting. Menjadi mahasiswa semestinya untuk perubahan. Baik perubahan dalam diri, perubahan dalam pendidikan, maupun perubahan dalam masyarakat.

Sebuah perubahan hanya terjadi ketika kita keluar dari situasi yang sama. Tidak mereproduksi cara yang sama, tapi memproduksi sistem yang baru. Mahasiswa harus mengembangan habitus yang berbeda untuk menciptakan transformasi sosial. Dalam habitus baru ini seorang mahasiswa dituntut dapat berpikir kritis dan bersikap otentik. Freedom!




*tulisan ini dimuat koran sindo 12 November 2013